Monday, January 20, 2014

Belajar dari Hal Kecil membuat Anda Besar

Ketika aku masih kecil, aku sering mendengar kalimat yang banyak dilontarkan oleh orang dewasa dan sudah menjadi pemahaman umum di kalangan orang dewasa. Kalimat tersebut adalah seperti ini " Ah dia kan masih kecil, belum tahu apa-apa! ngapain dengar dan belajar dari dia? bahasa kurang berpendidikannya, Makan aja masih disuapin! Kencing aja belum Lurus! ".

Padahal jika kita telaah secara mendalam tidak semua orang dewasa yang sudah berumur dan berbadan besar memiliki pemikiran yang dewasa serta matang, malahan sebaliknya banyak Orang Dewasa sekarang yang bertingkah aneh-aneh bak anak kecil yang gemar bermain dan jalan-jalan, coba sekilas kita menilik tingkah aneh dari Anggota DPR yang melakukan studi banding keluar negeri untuk belajar undang-undang negara lain untuk kemudian dicontek dan dicopy menjadi Undang-Undang Republik Indonesia, padahal kebudayaan dan paradigma berpikir bangsa Indonesia sangat berbeda dan tidak sesuai dengan bangsa lain. Kalau mau buat undang-undang yang benar dan cinta rakyat, bukan dengan studi banding keluar negeri melainkan terjun langsung kelapangan, terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat, dengarkan pendapat mereka! dengarkan apa keluhan mereka! tanyakan apa yang mereka butuhkan? tanyakan apa dan bagaimana fakta sebenarnya yang sedang terjadi di lapangan? Bukankah kalian wakil aku, wakil dia, wakil mereka, dan wakil rakyat? Buat apa kalian dipilih jika tidak mewakili kami? Sebagai contoh,  Coba buka lebar-lebar mata anda terhadap pulau kebanggaan Indonesia yaitu Pulau Sebatik.

Pulau Sebatik adalah sebuah pulau di sebelah timur laut Kalimantan. Pulau ini secara administratif dibagi menjadi dua bagian. Di bagian utaranya merupakan wilayah negara bagian Sabah, Malaysia dan di bagian selatannya merupakan wilayah Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Dimana kehidupan dan fakta yang terjadi di pulau sebatik sangat menyayat hati. Kehidupan di pulau sebatik sangat kental dengan nuansa negeri jiran, Malaysia. Meskipun hak kepemilikan pulau sebatik dipegang oleh dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia, tetapi peran Malaysia sangat menonjol di pulau ini. Pemerintah Diraja Malaysia sangat peduli dengan Pulau Sebatik sedangkan Pemerintah Indonesia seperti biasa Absen , dengan kondisi seperti ini jadilah Pulau Sebatik bernuansa Malaysia atau Serba Malaysia, misalnya dibidang perekonomian dan perdagangan di Pulau Sebatik sangat mengandalkan Malaysia, meskipun Rupiah dipergunakan dalam transaksi jual beli tetapi volumenya sangat sedikit yang paling dominan adalah Ringgit.Serta segala produk perdagangan yang ada di Pulau Sebatik kebanyakan Made in Malaysia. Hal ini disebabkan karena mudahnya mendapatkan produk asal negeri jiran tersebut, dan masyarakat sebatik kebanyakan yang memilih berbelanja dan berdagang ke Malaysia. Pemerintah Diraja Malaysia memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi rakyat Indonesia untuk mengais rejeki di negara tetangga.

Betapa miris dan sakit hati kita mendengar kalimat tersebut. Kalimat itu sangat memojokkan kita yang masih belum berumur alias masih daun muda. Tahukah mereka? mereka yang sudah merasa dewasa! betapa kita sangat penting dalam hidup mereka. Tahukah mereka walaupun kita kecil, kita dapat melakukan hal besar?
Tahukah mereka? kita tidak selalu dan selamanya salah meskipun lebih banyak kesalahan daripada kebenaran yang kita lakukan dimana antara kesalahan dan kebenaran dalam hidup kita berbanding terbalik, dimana peluang kesalahan mengungguli jauh melambung tinggi dari peluang kebenaran, Tetapi ketahuilah wahai orang dewasa bahwa kami daun muda pernah berbuat Benar!

Belajar dari Hal Kecil membuat Anda Besar

Pernahkah Pembaca Bijaksana, Kita semua menyadari bahwa kita unggul dalam beberapa hal jika dibandingkan dengan Orang Dewasa. Wahai Orang Dewasa lihat dan akuilah beberapa keunggulan kami!
  1. Dalam hal segi kejujuran. Kami Anak Kecil atau daun muda unggul mutlak lebih jujur dari Orang  Dewasa. Bukankah Negara ini butuh orang jujur? Pemimpin yang jujur? Dimana di Negara Kita Indonesia, jabatan Pemimpin banyak dipegang oleh Orang Dewasa! Haruskah kami menunggu jadi Orang Dewasa dulu baru bisa memimpin? Itupun kalau kami bisa menjaga kejujuran tidak luntur ketika sudah menjadi Dewasa. Atau maukah kalian berlaku jujur sekarang dalam memimpin Negara kita?
  2. Dalam hal segi mengasihi. Kami Anak Kecil atau daun muda unggul telak lebih ikhlas mengasihi dari Orang Dewasa. Jika dilakukan pemeringkatan maka kasih kami sebagai Anak Kecil atau daun muda akan bertengger di posisi ketiga, karena posisi pertama kasih Tuhan terhadap umatnya, diikuti posisi kedua kasih ibu / orang tua kepada anaknya, dan posisi ketiga kasih seorang anak kepada orang tua / keluarga / orang lain. Seperti kasih seorang anak kepada orang tua seperti itulah kasih kami kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Dalam hal segi kecepatan dan kesimpelan. Kami Anak Kecil atau daun muda pasti unggul lebih cepat dan simpel dari Orang Dewasa. Dalam melakukan tindakan kami cepat dan simpel, kami tidak bertele-tele menunggu lebih lama, mempertimbangkan ini itu seperti yang dilakukan oleh Orang Dewasa. Karena terlalu lama bertindak dan berfikir satu pun tidak ada yang selesai, semuanya menjadi terbengkalai oleh Pemimpin yang lambat mengambil keputusan. Rasa ingin tahu kami yang besar, membuat kami lebih unggul dari Orang Dewasa, sehingga kami cepat bertindak dan mengambil keputusan meskipun tindakan yang kami lakukan salah dan menimbulkan resiko setidaknya kami sudah melakukan dan mau mencoba dengan demikian kami bisa memperbaiki dimana letak kesalahan yang telah dilakukan.   
Ada suatu Hal Kecil yang ingin Oretor bagikan kepada Pembaca Bijaksana, yang belum lama terjadi kepada Oretor. Tiga hari yang lalu tepatnya pada hari sabtu tanggal 18 Januari 2014, Oretor kehilangan celana seragam kerja yang saya jemur dijemuran samping rumah, dimana celana tersebut Oretor pakai untuk bekerja di salah satu Instansi Pemerintah sebagai Abdi Negara. Dengan kejadian tersebut Oretor mendapat pembelajaran yang sangat berharga yaitu Oretor diajarkan untuk menjadi orang yang lebih berbesar hati dan lebih mengikhlaskan sesuatu yang ditakdirkan bukan menjadi milik kita. Dengan demikian kita tidak akan menjadi tamak dan serakah apabila kita sudah bisa menjadi orang yang berbesar hati dan lebih mengikhlaskan sesuatu. Oleh karena itu mari Pembaca Bijaksana jangan malu belajar dari suatu Hal Kecil yang dapat membuat Kita menjadi Besar.
                                                                                                        

20 comments:

  1. Kita perlu memperhatikan hal kecil sebagai bahan perenungan dan pembelajaran, tapi membesar2kan masalah kecil kadang sbuah kesalahan...

    Hehehe, nyambung gak sih? Ah, selamat malam aja deh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahaha. . .bisa jadi nyambung mbak tika. .
      memang terkadang jika kita terlalu membesarkan masalah kecil akan menjadi sebuah kesalahan. .
      Selamat malam juga Mbak :)

      Delete
    2. masalah besarkan asalnya dari yang kecil... mba.. heheh

      Delete
  2. terimakasih banyak mas Lubis, ini telah mengingatkan saya bahwa mungkin waktu yang lalu pernah merasakan hal yang sama

    ReplyDelete
    Replies
    1. You're welcome mas Jocker. .
      Memang kita semua pernah merasakan hal seperti itu. .:)

      Delete
  3. Sebenarnya anak-anak kecil banyak sekali mengajar kita kejujuran, apa adanya, pandai menghargai oranglain dan tidak berlebihan.
    Seperti postingan saya pada iklan oreo. Anak kecil dengan polos mengajak bapaknya bertanding kesukaan. Bapak yang sibuk dengan hp dan anak menyukai oreo.
    Sianak hanya bilang tadi hp di jilat kenapa sekarang gak dicelupin! ( ini bahasa arti saya sendiri ) sibapak langsung menyerah dan anak menanggapi dengan senyuman.
    Artinya, anak menunjukan ke bapaknya bahwa persaian hanya membuat perbedaan mending saling mendukung dan membantu.

    Saya suka isi artikel ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha. .iya mbak saya tahu iklan oreo tersebut. .
      setiap saya nonton iklan itu saya selalu tertawa terbahak-bahak. .
      itulah yang terjadi apabila selalu ingin bersaing. .
      lebih baik saling mendukung dan membantu.

      terima kasih mbak atas pujiannya. .:)

      Delete
  4. Iya mas, saya setuju nih sama pendapat ente!
    Kira-kira anggota DPR yang akan datang apakah sudah mempunyai pemikiran yang matang

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks mas. .semoga aja anggota DPR yang akan datang lebih matang dan Cinta Indonesia. .:)

      Delete
  5. Datang lagi, selamat siang dan salam silaturahmi..

    Ini hal kecil, tapi besar sekali manfaatnya.. Bisa menjaga silaturahmi dan mempererat persaudaraan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang juga dan Salam Silaturahmi. .

      That's right My sista. .:)

      Delete
  6. manto curhat kalau celananya hilang. Yaudah jangan disinggung lagi biar lebih ikhlas

    ReplyDelete
  7. Betul sekali,kalau studi banding keluar negri sih hanya sebuah alasan untuk dapat jalan-jalan dan menghamburkan anggaran.Seharusnya mereka turun kelapangan untuk melihat lebih dekat rakyat kecil yang mereka wakili.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau studi banding keluar negeri memang akan percuma. Secara orang luar negeri kan bedang sama kita. kebutuhan juga beda. jelas aja turun langsung ke lapangan tentu lebih bermanfaat

      Delete
    2. Saya setuju dengan mas @Felix Young dan @Sabda Awal, Masakan uang rakyat di mubajirin. .:(

      Delete
  8. Datang lagi, cek postingan.. Eh, belum update aja nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahha. .iya mbak, lagi belum sempat buat postingan. Lagi sibuk kerja. .:(
      Tapi thanks ya atas kunjungannya. .:)

      Delete
  9. yang pasti jangan pernah berhenti untuk belajar dan terus belajar, belajar memberikan yang terbaik.... :)

    ReplyDelete