Wednesday, October 16, 2013

Out of Comfort Zone

Out of Comfort Zone
Selamat pagi Dunia dan Good Morning Pembaca Bijaksana!!! sudah pada kangen kagak sama Oretor???
Pada kesempatan pagi ini di hari rabu yang cerah ini, Oretor sangat ingin berbagi cerita atau kisah yang sangat inspiratif. Adapun cerita yang akan saya bagikan adalah kutipan dari Buku yang berjudul " Dari Subuh Hingga Malam " yang ditulis oleh Bapak Abdul Wadud Karim Amrullah / Pdt. Willy Amrull. Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada Bapak Willy atas kebaikannya bersedia menuliskan pengalaman hidup yang luar biasa ke dalam sebuah buku, sehingga buku tersebut dapat saya baca dan sampai kepada tangan Oretor. Dan dikesempatan kali ini Oretor memohon ijin kepada Bapak Willy,  untuk meneruskan dan men-share sepenggal dari isi buku " Dari Subuh Hingga Malam ", agar semakin banyak pembaca yang bijaksana yang mengetahuinya. Atas kebaikan dan perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih. Sedikit gambaran untuk para pembaca bijaksana, Bapak Willy Amrul adalah salah satu pejuang kita yang ikut berjuang melawan penjajah merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau juga merupakan adik seorang penulis, penyair, dan ulama tekenal pada zamannya yang berasal dari sumatera barat yaitu Bapak Abdul Malik atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Buya Hamka. Di sini Oretor hanya berniat meneruskan kesaksian dari perjalanan hidup penulis agar para pembaca bijaksana wawasannya semakin bertambah dan semakin welcome atau open mainded. . .hehehehehehehe. Dan inilah dari sepenggal kisah tersebut, selamat menikmatinya!!!

Kawanku tercinta Murad;

Alangkah gembiranya aku mendengar suaramu, apalagi sudah mulai tertawa biarpun badanmu masih lemah, tandanya semangatmu masih bernyala-nyala. Aku sangat percaya bahwa kita akan bertemu lagi di mana pun yang ditunjukkan oleh Tuhan. Kita akan bersama-sama menikmatinya jika kita betul-betul percaya dengan iman. Dalam Alkitab tertulis bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.....tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:1,6).

Engkau pun tahu bagaimana perjalanan hidupku. Dibesarkan dan dididik untuk menjadi orang yang saleh. Aku turuti sebaik mungkin, tetapi aku berpikir apakah cukup dengan menjalankan ibadah secara ritual yang diajarkan untuk mengumpulkan pahala supaya kita dimasukkan ke dalam surga. Aku sangat khawatir jika ditimbang kelak pada hari akhirat, maka timbangannya akan lebih banyak beratnya pada dosa. Apalagi kalau persyaratannya harus meniti jembatan "siratalmustaqim" yang tipisnya seperti rambut dibelah tujuh. Dan kalau kita dikubur malaikat maut akan membangunkan kita dengan cemeti, sesudah orang-orang meninggalkan kuburan kita tujuh langkah. Waktu kecil aku selalu takut akan mati.

Sesudah aku mempelajari Alkitab, aku baru insaf bahwa semua orang berdosa, tidak seorangpun yang suci. Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Sebab kasih karunia Allah, kita diselamatkan oleh iman ; itu bukanlah hasil usaha kita, tetapi anugerah Allah, itu bukan hasil pekerjaan kita. Jadi, supaya tidak ada seorang pun yang dapat menyombongkan dirinya mengenai hal itu. Upah dosa ialah maut dan neraka; tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus (Isa Almasih). Kita dapat menerima apa yang sebenarnya tidak patut mendapatkannya. Allah adalah suci dan adil dan Dia harus menghukum dosa, tetapi kasih-Nya kepada kita, Dia memberikan pengampunan pada dosa kita. Isa Almasih mengatakan, " Aku adalah jalan untuk mengenal Allah dan mendapat hidup dan kebenaran. Tidak seorang pun yang dapat datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku."

Sedari kecil, kita sudah diajarkan membaca "bismillahirrahmanirrahim" (dalam nama Allah yang Pengasih dan Penyayang) tiap-tiap apa yang akan kita kerjakan. Selama itu kita beribadah mencari Allah Yang Pengasih dan Penyayang. Aku mendapati firman Allah yang mengatakan bahwa "Kamu akan mencari Aku dan menemukan Aku, sebab kamu mencari dengan sepenuh hati" (Yeremia 29:13, BIS). Tadinya aku tidak mengerti maksud Allah membiarkan Isa Almasih disalibkan. Jawabannya kutemukan dalam Yohanes 3:16 (BIS): "Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak bisana, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal." Dahulu, mendengar kata Anak Allah, kuanggap seakan-akan merendahkan derajat nama Allah, tetapi setelah mempelajarinya bahwa semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Kalau kita pikir, apa salahnya kita dipanggil anak Allah, sedangkan kita pun dapat dipanggil anak Indonesia, Anak Amerika, dan sebagainya.

Untuk ini kita tidak pernah terlambat. Aku baru insaf dan bertobat sesudah aku mencapai usia 54 tahun. Isa Almasih berkata, " Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3). Rasul Paulus juga mengatakan bahwa " Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan" (Roma 10:9).

Kelihatannya seakan-akan aku berkhotbah untuk menarikmu untuk masuk "agama" Kristen. Maksudku hanya untuk menyampaikan Kabar Baik yang dapat kita terima sebagai anegerah Allah, supaya ada hubungan kita dengan-Nya. Dan aku sangat bergembira kalau kita bertemu kembali di surga. Jika hal ini dapat engkau terima dan masuk akal, maka syaratnya ialah dengan jalan pertobatan dengan berdoa sebagai berikut:

"Tuhan Yesus, aku percaya bahwa Engkau adalah Anak Allah dan Engkau mati di kayu salib, dan dibangkitkan kembali dari kematian. Aku bertobat dari dosa-dosaku dan menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Terima kasih atas keselamatanku."

Murad, engkau sudah lebih dari saudara kandungku, itulah sebabnya aku memberanikan diri untuk menyampaikan pesan ini padamu. Aku tak dapat membantu apa-apa selain daripada mendoakan kau siang dan malam.
Semoga Tuhan selalu memberkatimu sekeluarga.

Dari kawanmu yang setia : Wadud

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, 
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku ringan."


2 comments:

  1. Pak Wadud....hak anda untuk mengikuti Yesus. anda diberikan pikiran dan kemampuan menganalisis semua fenomena dunia dan segala isinya... termasuk ajaran agama2 dan semua perilaku Nabi dan pengikutnya. Kalo akhirnya engkau memilih Yesus.... engkau tidak hanya memilih Nabi diatas segala Nabi ...tetapi engkau Telah Memilih Tuhan dari segala Illah.! GBU !!!

    ReplyDelete
  2. Pak Wadud....hak anda untuk mengikuti Yesus. anda diberikan pikiran dan kemampuan menganalisis semua fenomena dunia dan segala isinya... termasuk ajaran agama2 dan semua perilaku Nabi dan pengikutnya. Kalo akhirnya engkau memilih Yesus.... engkau tidak hanya memilih Nabi diatas segala Nabi ...tetapi engkau Telah Memilih Tuhan dari segala Illah.! GBU !!!

    ReplyDelete